Ludruk “Gita Praja” Pembuka Pergelaran Kesenian Taman Budaya Jatim 2025

SURABAYA |Ludruk “Gita Praja” dari Kab. Jombang menjadi pembuka pergelaran kesenian UPT Taman Budaya-Dinas Kebudayaan dan Pariwisata  Jawa Timur (Disbudpar Jatim) 2025. Grup ludruk pimpinan Heru Pamungkas ini akan tampil dengan lakon “Pendekar Naga Sungkem” di Pendapa Jayengrana Taman Budaya Jatim, Sabtu (22/2) pukul 20.00 WIB. Sehari setelahnya, Minggu (23/2) pukul 13.00 WIB, Pesta Sanggar Seni juga akan ditampilkan di Pendapa Jayengrana Taman Budaya Jatim.

Ringkasan cerita lakon “Pendekar Naga Sungkem” adalah Gurda Birawa seorang pendekar, tidak terima dengan kematian ayahnya yang dibunuh Sidik Wacana 15 tahun yang lalu. Dendam yang masih membara dalam hati Gurda Birawa mengharuskannya menuntut balas ke padepokan Randu Sewu.

Ketika sedang terjadi sarasehan dengan para muridnya, Guru Sidik Wacana mendapat pengaduan dari seorang muridnya tentang kedatangan seorang tamu yang membawa sejumlah pengikut untuk menuntut balas. Dari hasil pembicaraan yang tidak ada kesepakatan akhirnya pertarungan kedua kubu tak terhindarkan.

Gerombolan yang dipimpin Gurda Birawa bisa dipukul mundur. Di padepokan yang diasuh Guru Sidik Wacana ada 2 orang murid, yakni Jaka lintang dan Lembayung yang sedang menjalin asmara.

Suatu saat Lembayung pamit pulang untuk bertemu orang tuanya yang lama tidak dikunjungi. Sebelum pulang Lembayung sempat berpesan kepada Jaka Lintang agar dia segera melamar ke orang tuanya. Di pihak lain ada seorang anak muda bernama Anggoro anak seorang kaya bernamaTirtondanu yang wataknya sombong yang melamar Lembayung.

Betapa marahnya Tirtondanu kepada Lurah Carang Kuning orang tua Lembayung ketika tahu bahwa ternyata Lembayung sudah dilamar orang lain. Siasat licik dijalankan oleh Tirtondanu untuk menggagalkan rencana pernikahan Lembayung dan calon suaminya.

Ketika rencana licik itu sedang dijalankan, Tirtondanu dan anak buahnya tiba-tiba diserang oleh seekor naga raksasa yang mengamuk hingga melukai Tirtondanu dan keluarganya. Halaman yang tak terduga itu akhirnya membuat orang tua Lembayung membuka sayembara, siapa saja yang bisa menaklukkan naga raksasa itu kalau laki laki bujang akan dijodohkan dengan lembayung. Kemudian datanglah Jaka Lintang untuk mengikuti sayembara itu dan naga raksasa itu bisa dikalahkan.

Baca Juga  FDM se Jatim marakkan Pekan Wayang Jawa Timur di Taman Budaya

Pesan moral yang ingin disampaikan pada lakon ludruk “Pendekar naga Sungkem” ini adalah, ketika keangkaramurkaan bisa berbuat semena-mena maka keadilanlah yang akan berbicara, takdir Tuhan Yang Maha Kuasa pada akhirnya tetap pada ketentuaNya.

Sementara Pesta Sanggar Seni pada Minggu (23/2) pukul 13.00 WIB merupakan ajang untuk unjuk ekspresi seni dari sanggar-sanggar seni yang bernaung di bawah UPT Taman Budaya-Disbudpar Jatim.

Sanggar seni merupakan suatu wadah atau sarana yang digunakan suatu komunitas atau sekumpulan orang untuk melakukan kegiatan pembelajaran seni seperti seni tari, seni lukis, seni kerajinan atau kriya, seni peran dan lain sebagainya.

Disini, akan ada beberapa sanggar seni yang ikut meramaikan diantaranya Lab. Remo, Sanggar Baladewa, Brang Wetan, Naras Wari, Satu Hati, Raff Dance Company, Aspeltaj, Candik Ayu Tama, Gito Maron, Wahyu Manunggal, Merak Ati, Siti Nurbaya, Bina Tari Modern dan PLT Bagong Kussudiardja. Seni yang ditampilkan ada tari, musik, silat dan pameran seni lukis.@

BONGKY HANDOYO

By BONGKY HANDOYO

Redaksi Surabaya