Gelar Wayang Layar Panjang tiga dalang di Pendopo Taman Budays Jatim

SURABAYA | Gelar wayang kulit kembali dihadirkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur  (Disbudpar Jatim) melalui UPT.Taman Budaya, Jumat, (20/ 10/2023) malam di Pendopo Jayengrono Taman Budaya Jatim Jl. Gentengkali Surabsya.

Menariknya, gelar wayang kulit dalam rangka ikut memeriahkan hari jadi Provinsi Jawa Timur yang ke-78 dan Asean Panji Festival 2023 di Jawa Timur itu akan dipentaskan dalam gelar Wayang Layar Panjang bersama tiga dalang sekaligus. Mereka adalah Ki Cahyo Kuntadi, Ki Rido Widhiono dan Ki Yanuar Finna dari Institur Seni Indonsia (ISI) Surakarta. Sementara lakon yang akan ditampilkan, Jaka Kembang Kuning dengan sutradara Cahyo Kuntadi.

Menurut Bambang Dwi Sumanto, S.Sn., M.MPd Kepala Seksi Dokumentasi dan Publikasi Seni Budaya UPT Taman Budaya Jatim, pergelaran wayang kulit kali ini mengambil lakon panji untuk
merangkul generasi muda dalam melestarikan wayang dan cerita panji.

“Bentuk kegiatan selain pergelaran wayang layar panjang juga ada Workshop Sabet Tematik dalam Garapan Pertunjukan Wayang,” katanya, Rabu (18/10/2023).

Ditambahkannya, sasaran kegiatan pergelaran adalah masyarakat pecinta wayang yang ada di Kota Surabaya dan sekitarnya serta penonton youtube cannel YT Cak Durasim. Acara Workshop berlangsung mulai pukul 09.00 WIB dengan narasumber Dr. Bagong Pujiyono dan Cahyo Kuntadi.

“Dalam kegiatan ini kami juga melibatkan anak-anak dan remaja, dalam hal ini dari sekolah seni dan sekolah yang ada di Surabaya, yang aktif dalam kegiatan kesenian tradisional (SMKN 12, SMPN 4, SMPN 3, SMPN 1, SMPN 12, SMA Untag’45, SMA Tri Murti) dan juga sekolah lain yang ada di Surabaya raya,” ujar Bambang.

WAYANG LAYAR PANJANG, JOKO KEMBANG KUNING

Dalang :
• Ki Cahyo Kuntadi, M.Sn.
• Ki Yanuar Finsa Setiano
• Ki Rido Widhiono

Baca Juga  Dalang Bocah dalam "Gelar Seni Budaya kab Madiun" di TBJ atraktif dan dipenuhi penonton

Penari Klana : Fajar Rahmad
Sutradara : CahyoKuntadi, M.Sn
Penata Naskah : WejoSeno YuliNugroho, M.Sn dan Pranowo Widyastoto
Penata Iringan : AnggreValentino
Pengrawit : HIMA Prodi Pedalangan, FSP, ISI Surakarta
Ketua Produksi : Sri Harti Kenikasmorowati, M.Sn

Narasumber Workshop : Dr. Bagong Pujiyono dan Cahyo Kuntadi, M.Sn

Sinopsis

Kisah Jaka Kembang Kuning Panji Asmara bangun dan Dewi Sekartaji telah lama menjalin kasih, keinginannya untuk
segera menjadi pasangan suami-isteri terpaksa harus dikesampingkan. Karena ia memenuhi panggilan tugas sebagai calon raja.

Sebagai calon raja, Panji Asmara bangun harus mempersiapkan diri untuk menimba ilmu pengetahuan berbagai bidang. Ia harus mampu mengakomodasi keinginan rakyat demi mensejahterakan mereka. Dalam rangka mencapai harapannya, ia memutuskan pergi dengan menyamar sebagai pemuda desa, bernama Joko Kembang Kuning.

Kepergian Panji Asmara bangun membuat perasaan galau Dewi Sekartaji yang sekian lama telah menunggu namun tidak mendapatkan kepastian dari Sang kekasih. Situasi gundah Dewi Sekartaji ini makin memburuk, ketika datang surat dari Prabu Klana Gendhing pita yang menyatakan ingin meminang sebagai isteri.

Karena tidak tahan menghadapi situasi yang sulit itu, Dewi Sekartaji memutuskan pergi dari Kadiri
tanpa sepengetahuan Ayahandanya, dan kerabatnya. Ketika Joko Kembang Kuning menolong beberapa gadis tetangga yang diganggu oleh prajurit Prabu Klana, mendapat kabar bahwa pujaan hatinya telah lama pergi meninggalkan Kadiri.

Dan oleh Prabu Brawijaya, kepergiannya dibuat sayembara: “Siapa saja yang dapat membawa pulang Dewi Sekartaji dalam keadaan segar bugar, dialah yang berhak menjadi suaminya”.

Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya Jaka Kembang Kuning memutuskan mencari Dewi Sekartaji dengan cara mengadakan pertunjukan sulap. Suatu hari saat ia mengadakan pertunjukan dilihatnya seorang gadis, ia sangat mengenal gadis itu yang diyakini adalah permata hatinya yang hilang.

Baca Juga  Temui Pj Gubernur Jatim, KORMI Jatim tindaklanjuti kesiapan FORDA

Disisi lain, ketika Dewi Sekartaji melihat pemuda pemain sulap, ia segera mengenalinya bahwa pemuda itu adalah kekasihnya Panji Asmarabangun. Dengan segera Dewi Sekartaji berlari menjauhkan diri.

Panji Asmarabangun merasa yang dicari ada di dekatnya segera ia menyusul mengejar. Terjadilah kejar-mengejar tak terelakkan. Setelah keduanya bertemu, dengan kearifan disertai rasa saling pengertian akhirnya, mereka mampu menyelesaikan permasalahan diantara mereka.(bongky handoyo)